Puluhan ribu penderita asma di India berkerumun untuk mendapat pengobatan asma gratis. Obat ini berupa ikan sarden hidup yang diolesi pasta herbal berwarna kekuningan. Metode penyembuhan asma ini merupakan pengobatan tradisional turun-temurun dari keluarga Goud di India.
Meskipun banyak mendapat kritikan dari dokter,
keluarga Goud tetap bisa menarik ribuan massa dengan formula herbal yang konon
diajarkan oleh orang suci sekitar 170 tahun yang lalu. Keluarga Goud menolak
mengungkapkan campuran apa saja yang dipakai dalam obatnya dengan alasan
dilarang oleh orang suci agar khasiatnya tidak hilang.
Keluarga Goud memberikan pengobatan gratis
setiap tahun pada hari yang dipilih oleh astrolog. Hari ini disebut 'Mrigishira
Karthi' dan biasanya bertepatan dengan kedatangan musim hujan pada minggu
pertama atau kedua bulan Juni. Tahun ini, hari tersebut jatuh di hari Jumat
lalu.
Setelah menelan ikan hidup, 'pasien' diminta
untuk menghindari makanan yang digoreng dan menjaga pola makan secara ketat
selama 45 hari dengan cara berpantang 25 jenis makanan yang berbeda, seperti
domba, beras, gula putih, mangga kering, bayam dan mentega.
"Ikan hidup bergerak sambil
mengibaskan ekor dan siripnya kemudian dengan mudah masuk ke tenggorokan dan
melancarkan dahak, sehingga bisa mengobati asma," kata Harinath Goud
seperti dilansir digitaljournal.com.
Keributan yang ditimbulkan mengakibatkan 1
orang meninggal karena serangan jantung dan beberapa orang lainnya
mengalami sesak nafas karena menunggu berjam-jam. Stadion yang digunakan untuk
memberi obat tidak muat menampung 70.000 orang sekaligus yang langsung
menerobos masuk ketika gerbang dibuka.
Beberapa pengunjung yang datang menyalahkan
pemerintah setempat karena memilih memilih desa Kattedan di kabupaten
Rangareddy sebagai tempat untuk membagikan obat ikan tahunan, bukan lapangan
pameran di Nampally yang lebih luas.
"Tindakan pemerintah seolah melecehkan.
Saya telah mengajukan permohonan izin untuk pembagian obat bulan lalu. Anehnya
permintaan saya ditolak dengan alasan sudah dipesan oleh orang lain. Jadi kami
memutuskan untuk membagikan obat di Kattedan," kata Harinath Goud.
Menurut keluarga Goud, pada tahun 1845, orang
suci Hindu memberikan kakek buyutnya ramuan ajaib ini. Ramuan ini diturunkan
kepada Shiva Ram Goud, kemudian diberikan ke Shanker Goud dan
mengajarkannya kepada 5 orang anaknya: Harinath Goud, Sri Vishwanath Goud, Uma
Maheshwar Goud, Somalingam Goud dan Shivram Goud.
0 komentar:
Posting Komentar
Ayo Berkomentarlah Dan Saling Sharing Dengan Pengunjung WebUnik Lainnya.... Jangan Komentar Yang Mengandung SARA Yah Gan!!
[ Mohon maaf jika komentar anda tidak di balas karna ada banyak komentar yang masuk.. silahkan jika ada pertanyaan,kritik maupun saran kirim ke e-mail : webunik27@gmail.com ]