Hai, perkenalkan nama saya Ali. Saya sekarang sedang kuliah di Bogor. Sebelumnya, dari lahir sampai saya lulus SMA saya berada di Bali. Untuk cerita misteri kali ini, saya akan berbagi cerita mengenai penampakan sebelum bom Bali pertama.
Entah mengapa, atau memang hanya saya yang dapat merasakan mereka, sejak kecil penampakan itu sudah sering aku lihat. Akan tetapi keluargaku tak ada satupun yang dapat melihat mereka sesering diriku. Hal ini masih berlanjut hingga aku kuliah sekarang di Bogor.
Saat kejadian bom Bali pertama (2002), aku masih duduk di bangku SD kelas 4. Saat masih kecil aku sering sekali menyikat gigi tidak di kamar mandi, melainkan di kamar tidurku, ruang tamu, ruang makan, halaman, di mana saja yang penting aku lagi mood-nya di situ. Aku ingat betul saat itu, pukul 10.00pm, hampir 1 jam sebelum bom itu meledak. Seperti biasa aku menyikat gigi sebelum tidur. Kali ini aku memilih ruang tamu sebagai tempatku menyikat gigi.
Saat itu tak ada seorangpun di ruang tamu. Ruang tamuku itu besar, ukurannya 3x6 meter dengan jendela di sisi Barat dan utara. Bila menghadap ke Barat maka pemandangan lapangan hijau terbuka sangat dengan mudah terlihat. Maklum, rumahku sangat dekat dengan lapangan bola. Sementara sebelah Utara adalah rumah tetanggaku. Jarak rumah antar tetangga cukup berjauhan karena kompleks rumahku adalah kompleks rumah lama yang telah dibangun sejak tahun 1950an.
Malam itu adalah malam yang cukup gelap. Tak ada awan yang menaungi, namun bintang-bintang sangat sedikit terlihat. Yang terdengar hanya suara semilir angin yang menghebuskan desahan panjang ke sepanjang jalan. Korden jendela aku biarkan terbuka. Kompleks rumahku seperti kuburan pada saat itu, padahal hari itu adalah malam Minggu. Sunyi dan senyap. Saat itulah aku melihat keganjilan di langit sebelah Barat.
Mulanya aku melihat seperti gumpalan asap. Namun gumpalan itu kemudian berbentuk seperti tengkorak raksasa yang menutupi seluruh langit di bagian Barat. Aku benar-benar terkejut karenanya sampai-sampai aku berhenti menggosok gigiku. Aku tak mudah percaya pada hantu, pocong, kuntilanak, genderuwo, ataupun yang semacamnya. Aku tahu mereka ada, tapi bukan berarti mereka membuatku takut. Merinding, iya pastinya karena aneh saja melihat ada pocong jalan-jalan ^^`.
Kututup korden jendela. Asumsiku, kalau itu halusinasi, pastilah tengkorak itu tak ada lagi. Korden pun aku sibak sekali lagi. Ternyata tengkorak itu masih ada di sana. Ia tidak diam. Namun seperti komat-kamit mengucapkan sesuatu. Ia tampak memandang gelisah ke arah Timur agak ke Utara. Mendadak aku merinding. Bukan karena takut dengan tengkorak itu. Namun, mendadak ada perasaan aneh yang masuk. Perasaan yang mengatakan akan terjadi sesuatu.
Cepat-cepat kutuntaskan ritual gosok gigi (kali ini di kamar mandi). Selesai itu, aku langsung merangkak naik ke tempat tidur, ambil selimut, dan memejamkan mata. Saat itu jam menunjukkan pukul 10.30 pm. Aku sama sekali tak tahu sehebat apa ledakan yang terjadi. Aku tidur. Keesokan paginya, aku melihat berita dan bulu kudukku semakin berdiri. Kuta luluh lantak oleh ledakan bom yang dahsyat. Aku mendadak teringat arah tatapan tengkorak itu. Tengkorak itu menatap ke arah Kuta sambil menggeleng-gelengkan kepala dan komat kamit mengucapkan sesuatu.
Aku menceritakan hal ini ke keluargaku, tak seorang pun memercayainya. Sebenarnya banyak ada kejadian mistis sebelum maupun sesudah bom Bali pertama. Namun, tak ada satu cerita pun yang menyatakan ada tengkorak besar di langit Kuta satu jam sebelum ledakan. Hanya aku yang melihat itu... Atau adakah yang lain melihatnya???
0 komentar:
Posting Komentar
Ayo Berkomentarlah Dan Saling Sharing Dengan Pengunjung WebUnik Lainnya.... Jangan Komentar Yang Mengandung SARA Yah Gan!!
[ Mohon maaf jika komentar anda tidak di balas karna ada banyak komentar yang masuk.. silahkan jika ada pertanyaan,kritik maupun saran kirim ke e-mail : webunik27@gmail.com ]